Queenstown, Keindahan di Tepi Danau Wakatipu

Danau Wakatipu, Queenstown
Kalau saya diberi kesempatan mengunjungi hanya satu kota saja di New Zealand, saya pastikan itu Queenstown.

Queenstown bukan kota besar, tapi menjadi kota tujuan utama jalan-jalan di Pulau Selatan Selandia Baru. Kota yang berada di tepi danau Wakatipu dan dikelilingi pegunungan ini merupakan gateway ke tujuan wisata lain seperti Milford Sound, Double Sound, Glenorchy dan Wanaka.

Ketika membeli tiket pesawat Jetstar one way Melbourne - Queenstown, saya belum membuat itinerary menjelajah Pulau Selatan. Saya akui ini adalah pembelian impulsif karena harga tiketnya murah banget, 'hanya' AUD 99 untuk dewasa dan separuhnya untuk anak-anak. Yang saya tahu waktu itu, saya pengen banget ke Milford Sound, dan kota terdekat dengan Milford Sound adalah Queenstown. Berbulan-bulan kemudian saya berusaha mencari tiket balik Queenstown - Sydney, tapi tidak menemukan yang cukup murah sesuai standar saya. Akhirnya saya putuskan pulang dari Christchurch ke Sydney dan melakukan road trip dari Queenstown ke Christchurch.

Keputusan mengunjungi Queenstown adalah pilihan tepat yang saya syukuri. Begitu mendarat di bandara, kami langsung disambut dengan pemandangan spektakuler pegunungan The Remarkable yang puncaknya masih diselimuti salju, meskipun ketika kami berkunjung sudah memasuki musim panas. Setelah mengambil mobil sewaan dari Apex, kami tidak sabar segera menjelajah Queenstown ini.

Dengan mengendarai mobil, hanya perlu 15 menit dari bandara menuju pusat kota Queenstown. Tanpa GPS, hanya berbekal print out dari Google Maps, kami tanpa kesulitan menemukan Apartemen Garden Court. Pilihan apartemen ini juga saya syukuri. The Precils senang sekali mempunyai kamar sendiri dan Little A kegirangan naik turun tangga. View dari apartemen tidak begitu mengecewakan, separuh pemandangan danau Wakatipu di sebelah kiri dan perbukitan di sebelah kanan. Kami bahkan bisa melihat Gondola yang naik turun bukit dari jendela apartemen.


Setelah beres-beres dan istirahat sebentar di apartemen, kami berangkat menjelajah kota dengan jalan kaki. Dari apartemen, hanya perlu waktu 15 menit jalan kaki menuju pusat kota. Di sepanjang jalan menuruni bukit, banyak tumbuh bunga-bunga liar termasuk bunga Lupin warna ungu, favorit saya. Rencana kami mau cari makan siang dulu karena perut sudah keroncongan sejak sarapan ala kadarnya di bandara Melbourne. Perbedaan waktu Queenstown dengan Melbourne (dan kota-kota di bagian Timur Australia) adalah 2 jam, Queenstown lebih awal. Kami terbang dari Melbourne jam 9 pagi, dengan waktu tempuh 3 jam, mendarat di Queenstown jam 2 siang waktu setempat.

Saya gembira ketika menemukan kios Kebab Turki di tengah Queenstown Mall. Jangan salah, Mall di sini adalah pedestrian, jalan khusus untuk pejalan kaki dengan toko-toko kecil di kanan kirinya. Kadang, kafe, restoran atau warung makannya menempatkan beberapa kursi dan meja makan di luar. Kalau tidak hujan, tentu asyik makan di pinggir jalan sambil melihat orang lalu lalang di 'Mall' ini. Kami yang sudah kelaparan lumayan sengsara menunggu Kebab pesanan kami datang. Si penjual Kebab ini sangat lambat melayani pembeli, diselingi ngobrol dan bercanda dengan temannya. Sayang sekali kios Kebab yang makanannya lumayan lezat ini tidak dibarengi dengan pelayanan yang baik.


Kios Turkish Kebab di Queenstown Mall
The Precils asyik berbagi Kebab Plate
Turkish Kebab ini memasang tulisan halal di depan kiosnya. Sepiring kebab dengan nasi atau kentang goreng harganya NZD 13,50 dan porsinya lumayan mengenyangkan untuk berdua :) Kami makan ditemani beberapa burung merpati dan anak merpati yang masih imut-imut. Setelah perut terisi, kami melanjutkan jalan-jalan menuju danau Wakatipu, yang ternyata hanya selemparan batu dari ujung Mall.

Kesan pertama saya ketika melihat danau Wakatipu ini tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Kami disuguhi dua keindahan alam sekaligus, danau luas berair biru yang tenang dengan latar belakang pegunungan yang megah. Saya juga tidak menyangka bisa bermain-main air di tepi danau ini. Tepian danau tampak seperti pantai kecil dengan pasir, kerikil dan ombak yang mengalun pelan. The Precils, terutama Little A tidak sabar mencelupkan kakinya ke air, dan tidak peduli dengan Si Ayah yang masih sibuk memotret.

Kami beruntung mendapatkan cuaca cerah hari ini, bahkan dengan suhu sekitar 21 derajat, sinar matahari terasa terik. Kesempatan berjemur untuk orang-orang yang jarang dapat sinar matahari :) Little A langsung bercanda dengan bebek-bebek yang berenang dan cari makan di danau. Airnya terasa dingin seperti air es. Saya heran tetap ada orang yang berani berenang tanpa westsuit di air sedingin ini.

Suasana di tepi danau cukup meriah ketika ada Paraglider yang baru saja mendarat. Di tengah danau, kami juga melihat ada orang yang ber-parasailing dengan parasut kuning yang mencolok. Lumayan lama kami leyeh-leyeh di tepi danau ini menikmati suasana dan menunggu Little A yang tampak masih asyik bermain dengan ranting yang dia temukan di tepi danau.

Little A asyik bermain dengan ranting yang dia temukan di danau Wakatipu

Sebenarnya saya pengen sekali naik Gondola ke atas bukit untuk menikmati keindahan Queenstown dari atas, kemudian turun ke bawah naik Luge. Tapi usulan saya dimentahkan dalam voting. Big A dan Si Ayah menolak naik Gondola, sementara Little A abstain karena nggak tahu duduk perkaranya. Big A menolak karena takut, sementara Si Ayah menolak karena takut keluar uang :D Memang lumayan mahal sih tarif naik Gondola, NZD 25 untuk dewasa dan NZD 14 untuk anak-anak (5-14 tahun). Saya sudah berusaha membujuk mereka untuk mengiyakan usulan saya, tapi tetap tidak berhasil. Sudah saya bilang ke Si Ayah bahwa pemandangan dari atas bukit bakalan baguuuuus banget untuk difoto, tapi Si Ayah tetap kekeuh. Saya jadi curiga kalau sebenarnya dia juga takut ketinggian seperti Big A ;) Yang pengen naik Gondola (tidak takut ketinggian dan tidak takut keluar uang), sila cek website Skyline di sini.

Beranjak dari tepi danau, kami mencari-cari Alpine Supermarket di Shotover Street untuk belanja makanan. Kalau jalan-jalan di tengah kota seperti ini harus bersabar dengan Little A, karena dia senang sekali berhenti di setiap toko dan mengamat-amati display, apalagi kalau itu toko fashion :) Ketika saya melihat di seberang jalan ada toko permen, saya segera mengalihkan perhatian Little A agar tidak kepengen. Shotover Street yang merupakan jalan utama di Queenstown hanya dua blok dari tepi danau. Kami melewati Ferburger, kios burger yang sangat populer di sini. Tampak antrian panjang pembeli burger yang meluap sampai jalan di depan kios. Kami juga melewati kios informasi atau visitor centre di Shotover St ini. Kios informasi resmi di New Zealand mempunyai simbol i-site dengan tulisan warna hijau dan latar belakang putih. Selain kios resmi ini, ada beberapa kios lainnya untuk booking tur dan aktivitas lain di Queenstown dan sekitarnya. Jalan-jalan di pusat kota Queenstown ini sangat nyaman: tidak terlalu ramai dengan orang yang lalu lalang dan kalaupun ada orang, mereka jalannya tidak terburu-buru. Kesannya santai dan rileks, tidak seperti di Sydney :)

Alpine supermarket yang merupakan waralaba dari Four Square, menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari yang cukup lengkap. Mulai dari sayur, buah, susu, telur, roti, camilan, sampai stationery dan alat-alat kebersihan. Beras juga bisa ditemukan di sini, bahkan Indomie kesayangan kita :) Saya girang ketika menemukan 'dendeng' New Zealand favorit kami yang juga dijual di beberapa supermarket Woolworth, Australia. Dendeng yang praktis, tidak perlu dimasak lagi ini lumayan membantu jadi lauk darurat atau camilan ketika kelaparan di mobil. Produk Jack Links ini bersertifikat halal.

Indomie di Alpine Supermarket, Queenstown. NZD 4,19 dapat 5, murah nggak?
Dendeng New Zealand. Foto dari http://www.jacklinks.co.nz/
Sukses berbelanja, kami kembali ke apartemen dengan melewati taman kecil di tengah kota. Sebelum pulang, kami sempatkan booking Milford Sound Cruise dengan operator tur Real Journeys yang akan kami lakukan dua hari lagi. Baru booking saja sudah membuat saya deg-deg-an karena mengunjungi Milford Sound ini sudah menjadi impian saya sejak dulu. Dalam sekejap, saya berhasil melupakan keinginan saya untuk naik Gondola.


Hari berikutnya, kami melakukan perjalanan day trip ke Glenorchy. Perjalanan ini merupakan salah satu scenic drive terbaik yang pernah kami lakukan.

Sebenarnya masih banyak yang bisa dilakukan di Queenstown, tapi karena kami hanya menginap dua malam di sini, hanya sempat jalan-jalan di kotanya saja. Rencana saya mengunjungi Arrowtown (kota bersejarah yang dulunya merupakan pusat pertambangan emas) dan Bungy Jumping di jembatan Kawarau terpaksa gagal. Oh, ya, soal bungee, saya cuma penasaran ingin melihat saja. Katanya, jembatan Kawarau ini adalah tempat bungy pertama di dunia yang dipopulerkan oleh AJ Hackett. Saya sih nggak takut lompat dari jembatan, cuma sayang harus keluar uang NZD 180 sekali lompat . Kalau ada yang jadi sponsor, saya mau mencoba bungy ini :) Yang pengen mencoba bungy (dan punya uang lebih), sila tengok website mereka di sini.

Di hari ketiga, kami berangkat ke Te Anau dan mengucap selamat tinggal pada Queenstown yang memesona ini.

~ The Emak

Catatan: 
Kurs dolar bulan Desember 2011
NZD 1 = AUD 0.76
NZD 1 = IDR 7200
AUD 1 = NZD 1.30
AUD 1 = IDR 9150


Comments

  1. Anonymous24.7.14

    artikel yang sangat menarik sekali..apakah mudah untuk berkeliling kota Queenstown dengan public transport?

    ReplyDelete

Post a Comment

Follow Our Instagram @travelingprecils

Popular Posts

Mengurus Visa Schengen Untuk Keluarga

Pengalaman Pahit 'Diusir' dari Potato Head Bali

Luxury Stay at Hotel Tugu Bali

7 Tip Mengumpulkan Receh Untuk Resolusi Piknik

LOKAL, Hotel Kecil Nan Cantik di Jogja