Tersihir Pesona Magis Byron Bay

Keluarga The Precils di depan mercu suar Byron Bay
Sudah lama saya memimpikan bisa jalan-jalan ke Byron Bay, yang katanya adalah tempat paling romantis se-Australia ini :p Maunya sih sama Si Ayah saja tanpa The Precils. Tapi apa daya The Precils-nya selalu jadi buntut setia, hehe. Saya dengan sigap memasukkan Byron Bay dalam itinerary begitu kami memutuskan untuk road trip dari Gold Coast ke Sydney.

Byron Bay, titik paling timur benua Australia, merupakan salah satu tempat terindah di Aussie yang wajib dikunjungi. Kota ini dapat dicapai kurang lebih satu setengah jam bermobil dari Gold Coast ke arah selatan, atau sekitar satu jam dari bandara internasional Coolangata. Bisa juga diakses dari bandara regional Ballina, sekitar 30 menit ke arah utara.

Kami tiba di Byron Bay sekitar jam 2 siang, setelah melipir keluar Pacific Highway dari Surfers Paradise, Gold Coast. Seperti biasa, perhentian pertama kami adalah Information Centre untuk mengambil peta lokal. Suasana khas Byron segera terasa begitu kami menyusuri jalan-jalan kecilnya. Tidak tampak apartemen menjulang seperti di Gold Coast. Yang ada adalah toko-toko kecil dengan nama-nama lokal yang khas. Mc Donald juga tidak ada dalam pandangan :) Kabarnya sih warga Byron menolak kehadiran perusahaan franchise besar untuk 'melindungi' pengusaha lokal. Meskipun bukan akhir pekan, sepanjang pertokoan ramai dengan pejalan kaki. Adik saya sempat nyeletuk, "Ini mirip banget sama Ubud." Saya jadi ingat bahwa kota ini, sama seperti Ubud, juga memiliki acara tahunan yang terkenal: Byron Bay Writers' Festival yang tahun ini digelar bulan Agustus. Penulis kenamaan Indonesia, Dee (Dewi Lestari) pernah diundang menjadi pembicara di festival ini tahun 2006. Mungkin pengalamannya main ke Byron Bay itu yang menjadi latar belakang cerita dalam cerpen 'Have You Ever' di buku terbarunya: Madre.

Hembusan angin dingin menyambut kami yang keluar dari mobil. Saya segera mencarikan toilet untuk Little A yang sudah gelisah sejak tadi. Yang lain menunggu sambil melihat-lihat suasana Main Beach. Banyak orang duduk-duduk dan menikmati sore hari dengan keluarga di taman pinggir pantai. Tidak banyak yang turun bermain air di pantai ini, mungkin karena cuaca mendung dan angin yang dingin. Hanya terlihat segelintir orang yang nekat berselancar. Kami tidak bisa berlama-lama menikmati Main Beach karena perut sudah keroncongan minta diisi. 

Seafood Lezat untuk Makan Siang
Pilihan kami makan siang kali ini adalah warung seafood Fishmongers di Bay Lane, jalan kecil di belakang Beach Hotel. Dari review sih tempat ini lumayan oke, dan harganya nggak bikin miskin. Big A seperti biasa memesan fish & chips porsi anak-anak di Kid's Menu. Ayahnya pesan Fish & Chips porsi dewasa :) Saya pesan grilled Baby Octopus, sama seperti pesanan Opa. Adik saya pengen mencoba Calamari & Fragrant Rice yang hasilnya seperti nasi goreng seafood. Sementara Oma memilih Fish Salad yang banyak sayurannya. Minumnya kami ambil air keran (tap water) yang sudah disediakan dalam botol, gratis :)

Opa memesan seafood di counter Fishmongers
at Fishmongers
Pesanan lumayan cepat datang, mungkin kami lebih lama memilih menu daripada menunggu pesanan matang. Wuih, rasanya enak dan segar. Masakan laut-nya terasa segar dan kentang goreng (chips) nya enak karena buatan sendiri. Selain dari kentang, chips-nya juga dibuat dari kumera (ketela merah) yang diiris tipis dan digoreng. Kami makan dengan lahap, termasuk Little A dan Big A yang aslinya susah makan. Kenyang dan gembira, kami melanjutkan perjalanan ke mercusuar di semenanjung Byron.
calamari and rice
yummy fish salad
Mercusuar Magis
Selain pantai-pantainya yang indah, tempat yang wajib dikunjungi di Byron Bay adalah mercusuarnya. Jalan menuju mercusuar naik dan lumayan curam. Sampai di atas, kami harus bayar $7 untuk parkir ke penjaga. Sebenarnya ada parkir gratis di bagian bawah, tapi harus jalan kaki cukup jauh untuk sampai di mercusuarnya.

Pemandangan dari mercusuar sungguh luar biasa. Di sebelah utara, kita bisa melihat panorama pegunungan menghijau yang dipeluk lautan lepas, mulai dari pantai Belongil, Main Beach dan Watego. Di selatan, terlihat panorama pantai Tallow. Kami juga dikejutkan dengan adanya kambing gunung yang sedang berjalan-jalan santai di tebing batu. 
Panorama pegunungan dan pantai Watego
Ujung Timur Australia

Mercusuar tua yang dibangun tahun 1901 ini sangat fotogenic, indah difoto dari sudut manapun. Sayang sekali cuaca tidak mendukung. Selama kami di sana, langit mendung tertutup awan, sinar matahari hanya sesekali menerobos.

Di area mercusuar ini ada kafe kecil yang menyediakan kopi dan berbagai kue. Di sebelah kafe ada bangku-bangku kayu untuk melepas lelah dan melihat pemandangan pegunungan yang menyejukkan. Little A betah sekali berlama-lama di sini. Dia malah sempat menyanyikan beberapa lagu kesayangannya sebelum akhirnya kami sadar bahwa hari sudah sore dan kami harus segera beranjak melanjutkan perjalanan ke Port Macquarie.
Little A menemukan 'panggung' :))
Permisi, The Emak dan Si Ayah mau pacaran bentar :p
Sampai jumpa Byron, semoga kita berjumpa lagi :)

~ The Emak

Comments

Follow Our Instagram @travelingprecils

Popular Posts

Mengurus Visa Schengen Untuk Keluarga

5 Kafe & Bakery Halal di Area Bugis Singapura

Cruise 101: Pengalaman Pertama Naik Royal Caribbean

Pengalaman Memakai Grab Car di Bali

Makan Hemat di Kantin Karyawan Changi Airport